Spiga

Ridho Manusia bisa Membuat Allah Murka

Di antara rasa takut yang tercela adalah jika sampai rasa takut membuat seseorang lebih mendahulukan ridho manusia dalam keadaan membuat Allah murka. Artinya yang ia cari asal manusia senang dan ridho dengan dirinya walau ketika itu melanggar aturan Allah.

Ia pun sudah tahu kalau itu salah. Rasa takut semacam ini juga mengurangi tauhid seseorang, di samping akan mendapatkan akibat buruk nantinya. Walau manusia awalnya suka, Allah bisa membolak-balikkan hati mereka menjadi benci nantinya. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari hadits ‘Aisyah berikut ini.
Dalam hadits disebutkan,

Kisah Nyata di Amerika, Bukti Keutamaan Ayat Kursi

Muslimahzone.com – Ini kisah nyata dari Amerika (US) sekitar tahun 2006. Pengalaman nyata seorang muslimah asal Asia yang mengenakan jilbab.
Suatu hari wanita ini berjalan pulang dari bekerja dan agak kemalaman . Suasana jalan setapak sepi . Ia melewati jalan pintas.
Di ujung jalan pintas itu, dia melihat ada sosok pria Kaukasian. Ia menyangka pria itu seorang warga Amerika . Tapi perasaan wanita ini agak was-was karena sekilas raut pria itu agak mencurigakan seolah ingin mengganggunya.
Dia berusaha tetap tenang dan membaca kalimah Allah. Kemudian dia lanjutkan dengan terus membaca Ayat Kursi berulang-ulang seraya sungguh-sungguh memohon perlindungan Allah swt. Meski tidak mempercepat langkahnya, ketika ia melintas di depan pria berkulit putih itu, ia tetap berdoa. Sekilas ia melirik ke arah pria itu. Orang itu asik dengan rokoknya, dan seolah tidak mempedulikannya.
Keesokan harinya , wanita itu melihat berita kriminal, seorang wanita melintas di jalan yang sama dengan jalan yang ia lintasi semalam. Dan wanita itu melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya di lorong gelap itu. Karena begitu ketakutan, ia tidak melihat jelas pelaku yang katanya sudah berada di lorong itu ketika perempuan korban ini melintas jalan pintas tersebut.
Hati muslimah ini pun tergerak karena wanita tadi melintas jalan pintas itu hanya beberapa menit setelah ia melintas di sana. Dalam berita itu dikabarkan wanita itu tidak bisa mengidentifikasi pelaku dari kotak kaca, dari beberapa orang yang dicurigai polisi.

bersemangat melawan kemalasan

Muslimahzone.com – Seorang muslim memiliki banyak tugas dan hal yang harus dikerjakan selama menjalani kehidupan di dunia ini. Ada hak Allah, hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam dan hak Islam yang harus ia tunaikan. Ada hak orang tua, hak anak, hak istri, hak kerabat, hak tetangga dan hak tamu yang harus ia kerjakan. Ada hak sesama muslim dan bahkan hak kepada orang kafir yang juga harus ia laksanakan.
Di hadapan banyak tugas dan tanggung jawab tersebut, seorang muslim dituntut untuk selalu memiliki kesehatan fisik dan ketegaran mental. Semangat tinggi untuk selalu berbuat, berkarya dan beramal harus senantiasa dinyalakan. Kemalasan dan keloyoan semangat harus dienyahkan karena keduanya hanya akan menjadi benalu yang menggerogoti keistiqamahan.

renungan bagi yang merayakan ulang tahun



Renungan bagi yang Akan Merayakan Ulang Tahun & Pergantian Tahun

Moga yang berhati lembut bisa sadar bahwa waktu itu begitu berharga walau 1 detik saja. Namun coba lihatlah perayaan ulang tahun yang dirayakan sebagian kaum muslimin saat ini, sungguh menyia-nyiakan waktu dan umurnya sendiri. Kadang yang wajib seperti shalat ditinggalkan hanya karena bela-belain menunggu pergantian tahun. Kadang pula di awal tahun malah diisi dengan maksiat dan penghamburan harta. Seharusnya yang dipikirkan adalah bukan datangnya pergantian tahun atau bertambahnya umur. Yang mesti dipikirkan adalah umur kita sejatinya semakin berkurang, sehingga seharusnya amal sholih yang harus kita tingkatkan. Inilah yang lebih urgen.

Kalau kita yakin umur kita berkurang, waktu ajal kita semakin dekat, lantas apa gunanya merayakan [?]

Tanda Kebaikan Islam: Meninggalkan Hal yang Tidak Bermanfaat

Menunggu satu waktu saja tanpa amalan, itu sudah membuang-buang waktu. Karena ingatlah saudaraku bahwa waktu itu amat berharga bagi seorang muslim. Jika ia benar-benar menjaganya dalam ketaatan pada Allah atau dalam hal yang bermanfaat, itu menunjukkan kebaikan dirinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Jika Islam seseorang itu baik, maka sudah barang tentu ia meninggalkan pula perkara yang haram, yang syubhat dan perkata yang makruh, begitu pula berlebihan dalam hal mubah yang sebenarnya ia tidak butuh. Meninggalkan hal yang tidak bermanfaat semisal itu menunjukkan baiknya seorang muslim. Demikian perkataan Ibnu Rajab Al Hambali yang kami olah secara bebas (Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 289).

terjebak dalam goa & bertawassul dengan amalannya




Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu:Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Ketika tiga orang pemuda sedang berjalan, tiba-tiba turunlah hujan lalu mereka pun berlindung di dalam sebuah gua yang terdapat di perut gunung. Sekonyong-konyong jatuhlah sebuah batu besar dari atas gunung menutupi mulut gua yang akhirnya mengurung mereka. Kemudian sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain: Ingatlah amal saleh yang pernah kamu lakukan untuk Allah, lalu mohonlah kepada Allah dengan amal tersebut agar Allah berkenan menggeser batu besar itu. Salah seorang dari mereka berdoa: Ya Allah, sesungguhnya dahulu aku mempunyai kedua orang tua yang telah lanjut usia, seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil di mana akulah yang memelihara mereka. Setelah aku mengandangkan hewan-hewan ternakku, aku segera memerah susunya dan memulai dengan kedua orang tuaku terdahulu untuk aku minumkan sebelum anak-anakku.

dosen liberal

 
Dosen: "Saya bingung. Banyak Umat Islam di seluruh dunia lebay. Kenapa harus protes dan demo besar-besaran cuma karena tentara amerika menginjak, meludahi dan mengencingi Al-Quran? Wong yang dibakar kan cuma kertas, cuma media tempat Quran ditulis saja kok. Yang Qurannya kan ada di Lauh Mahfuzh. Dasar ndeso. Saya kira banyak muslim yang mesti dicerdaskan."

Meskipun pongah, namun banyak mahasiswa yang setuju dengan pendapat dosen liberal ini. Memang Quran kan hakikatnya ada di Lauh Mahfuz.

Tak lama sebuah langkah kaki memecah kesunyian kelas. Sang mahasiswa kreatif mendekati dosen kemudian mengambil diktat kuliah si dosen, dan membaca sedikit sambil sesekali menatap tajam si dosen.

sabar pada pukulan musibah pertama

Add caption

Kesabaran pertama itu menentukan nasib selanjutnya! Jika kita bisa bersabar pada benturan pertama musibah, maka pada benturan-benturan musibah setelahnya kita akan lebih mudah bersabar.

 عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِامْرَأَةٍ تَبْكِي عِنْدَ قَبْرٍ، فَقَالَ: «اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي» قَالَتْ: إِلَيْكَ عَنِّي، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِي، وَلَمْ تَعْرِفْهُ، فَقِيلَ لَهَا: إِنَّهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَتَتْ بَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ، فَقَالَتْ: لَمْ أَعْرِفْكَ، فَقَالَ: «إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى»

 Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:
 “Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Salam berjalan melewati seorang wanita yang menangis di depan sebuah kuburan.
 Maka beliau berkata kepada wanita itu:
“Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah!” Wanita itu menjawab,
“Menjauhlah dariku, engkau tidak mengalami musibah yang menimpaku dan engkau tak tahu musibah apa yang menimpaku!”

 Maka diceritakan kepada wanita tersebut bahwa orang yang menasehatinya adalah Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Salam. Wanita itu terkejut dan buru-buru mendatangi rumah Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Salam.
 Ia tidak menemukan penjaga pintu sehingga ia bisa langsung menemui beliau.
 Wanita itu berkata, “Maafkan saya, wahai Rasulullah, saya tadi belum mengenal Anda.” Maka beliau bersabda,
 “Sesungguhnya kesabaran itu adalah pada saat pertama kali musibah menimpa kita.” (HR. Bukhari no. 1283 dan Muslim no. 926)

sumber:  http://muslimahzone.com/